Wednesday, March 28, 2012

Joko Widodo:Tetap Mudah Dihubungi

Penunggang mobil Kiat Esemka ini akhirnya resmi menjadi calon Gubernur DKI Jakarta yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Ir. Joko Widodo atau lebih akrab dipanggil Jokowi menggandeng Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, mantan Bupati Belitung Timur.
Senin sore lalu, pasangan ini datang ke KPUD DKI Jakarta dengan menyewa bus Kopaja butut. Sepasang penantang dari daerah ini resmi mendaftarkan diri untuk berlaga di ring pilkada DKI Jakarta.

Nama Wali Kota Surakarta ini sudah lama muncul sebagai kandidat Gubernur DKI Jakarta. Popularitasnya yang terus naik seiring dengan puluhan penghargaan dalam kepemimpinan daerah yang pernah diraihnya membuat Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mendukungnya. Karakter kepemimpinan Jokowi yang sangat terbuka dan aspiratif di Solo dinilainya pas diterapkan untuk DKI Jakarta.

Joko Widodo lahir di Surakarta, 21 Juni 1961. Puncak karier yang dicapainya adalah menjadi Wali Kota Kota Surakarta selama dua periode, 2005-2015.

Pria kurus ini meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1985. Sebelum meniti karier politik, pria murah senyum ini dikenal sebagai pedagang mebel. Tidak adanya latar belakang birokrasi dan pemerintahan membuat banyak orang meragukan saat Jokowi pertama kali memimpin Surakarta.

Namun ternyata banyak terobosan yang diambil olehnya. Di bawah kepemimpinan Jokowi, kota Solo mengalami perubahan pesat dengan branding yang diperkenalkannya, The Spirit of Java. Jokowi dikenal sukses menertibkan pedagang kaki lima dan berbagai macam problem sosial tanpa konflik sedikit pun. Satpol PP di kota Solo menjadi cermin aparat keamanan yang ramah dan persuasif. Semua masalah diselesaikannya dengan turun ke lapangan dan berdialog.

Terobosannya tidak hanya diakui pemerintah dan lembaga riset pemerintahan, melainkan juga media massa. Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari 10 tokoh 2008 oleh majalah Tempo dan menjadi salah satu ikon pimpinan daerah terbaik versi majalah Gatra 2011.

Peluang Jokowi yang diusung PDIP dan Partai Gerindra diyakini cukup besar, karena Jokowi dianggap sebagai figur alternatif untuk mengatasi berbagai persoalan di Jakarta yang kompleks.

Seperti yang telah dilakukan di Solo, Jokowi akan membuat program-program populis untuk pedagang pasar, pedagang kaki lima, dan penghuni kawasan kumuh. Bagi mereka, kami pikirkan kebutuhan dasar dulu, seperti kesehatan dan pendidikan, katanya kepada Sandika Prihatnala dari Gatra. Ia juga punya perhatian pada tiga hal penting khas Jakarta, yaitu kemacetan, tata ruang, dan banjir.

Ia mengaku akan mempertahankan citra sebagaimana Wali Kota Surakarta yang terbuka, aspiratif, dan mudah dihubungi kapan saja. Jokowi mengaku akan melakukan kampanye hemat sehingga tidak ada beban kampanye yang harus dibayar nantinya. Bersama Ahok, ia berkomitmen untuk tidak jorjoran.

Tentang identitas dirinya yang tidak berbau Betawi sama sekali, Jokowi mengaku tak risau. Menurut saya, masyarakat Betawi pintar-pintar dan sangat terbuka. Paling penting adalah program, ujarnya. (
HMO, MJR, AD)

No comments:

Post a Comment